PENGAKUAN ISTRI : SENJATA SUAMIKU KUBUAT LOYO

Posted by Unknown On Senin, 10 Desember 2012 0 komentar

PENGAKUAN ISTRI : SENJATA SUAMIKU KUBUAT LOYO l www.buntink.blogspot.com



Oh, iya sebut saja namaku Helen (nama samaran), saat ini aku sudah dikarunia satu orang anak. Suamiku sebut saja Ari (bukan nama sebenarnya) bekerja sebagai seorang kepala bagian di salah satu perusahaan swasta bertaraf internasional di Jakarta. Pada awalnya Ari merupakan sosok suami yang sangat baik dan pengertian, namun setelah kami dikarunia satu orang anak, sikap Ari secara perlahan mulai berubah.





Malam itu kami bertengkar hebat, suamiku masih tetap berusaha menutupi semua kesalahannya dengan berbagai alasan. Malam itu aku hanya bisa meratapi penderitaanku. Ketika aku tengah mendapatkan kehangatan dan kenikmatan dengan tiba-tiba suamiku menyebut nama perempuan lain. Saat itu aku merasa bahwa suamiku hanya menganggap aku boneka pemuas nafsu yang tak memiliki perasaan yang hanya akan digunakan saat ia berhasrat.

Esoknya, aku membawa anakku pulang ke rumah orangtuaku. Aku tak peduli lagi dengan ulah suamiku yang berselingkuh. Namun di rumah, ayah menasehatiku untuk tak berperasangka buruk sebelum benar-benar mendapatkan bukti yang kuat. “Kamu belum lihat ia bersama perempuan lain kan?” tanya ayahku dan aku hanya bisa menggeleng.

Dan atas saran ayahku juga aku akhirnya menemui ‘orang pintar’ yang katanya mampu mensiasati agar suamiku terbukti berselingkuh dengan syarat, setelah terbukti dan ia meminta maaf aku harus memaafkanya dan menjalani kembali kewajiban-kewajibanku terhadapnya. Orangtua itu lantas memberiku air putih dalam botol yang harus diminum suamiku, bagaimanapun caranya.

Hari itu juga aku kembali ke rumah, kebetulan suamiku belum pulang dari kantornya. Setelah hari menjelang sore, seperti biasa aku menyiapkan air minum di atas meja, cuma kali ini air yang kuberikan adalah air putih pemberian si ‘orang pintar’ itu. Sambil menunggu dengan hati berdebar-debar aku terus berdoa agar Ari tak mencurigaiku dan masih mau meminum air putih yang kuberikan. Saat itu aku khawatir Ari tak pulang ,karena marah atas kepergianku yang tanpa pamit kepadanya.

Saat Ari pulang ia memang menunjukan kekesalannya kepadaku, ia tak menegurku bahkan memalingkan mukanya saat aku berusaha menatapnya. Tapi untunglah Ari meminum air yang sudah aku persiapkan. Lega rasanya melihat Ari menghabiskan air dalam gelas itu. Tapi aku masih was-was dan penasaran dengan khasiat air putih itu. “Apa sih yang akan terjadi dengan suamiku?”

Setelah tiga hari, aku memang mendapati prilaku suamiku yang kembali bersikap hangat kepadaku. Namun sepertinya ia memiliki beban yang sangat berat dan malu mengungkapkannya padaku. Tapi setelah kudesak ia akhirnya mau bercerita, bahwa saat itu ia takut tak bisa melayaniku seperti biasanya karena selama tiga hari belakangan ‘senjatanya’ tak bisa berfungsi. “Ah masa sih mas?” kataku sambil berusaha meraba pangkal pahanya yang tiba-tiba saja bergerak dan bertambah besar. “Makanya jangan suka selingkuh, rasakan tuh akibatnya,” gerutuku dalam hati.

0 komentar:

Posting Komentar